Sabtu, 13 April 2013

Singa padang pasir Umar bin Khaththab Radhiyallahu 'Anhu..

Tiada habis kata menggambarkan kemuliaannya. Goresan tinta para sejarawan tidak mampu melukiskan kebesaran namanya. Nama beliau begitu harum dalam semerbak keindahan Islam. Figur pejuang sejati yang membawa Islam pada puncak kejayaan. Beliau menyebabkan Islam sangan berwibawa di hadapan para musuh. Beliaulah Umar bin Khaththab Radhiyallahu 'Anhu, shahabat termulia nomer dua setelah Abu Bakar Radhiyallahu 'Anhu. Seorang shahabat Nabi, Abudllah bin Mas'ud menuturkan, "Masuknya Umar ke dalam Islam adalah kemenangan, hijrahnya beliau adalah pertolongan, dan kepemimpinan beliau adalah rahmat. Sebelumnya kami tidak pernha shalat di hadapan Ka'bah sampai Umar masuk Islam. Ketika beliau masuk Islam, beliau berani melawan Quraisy sehingga mampu shalat di hadapan Ka'bah. Maka kita pun shalat di hadapan Ka'bah bersama belaiu."
 
Nama beliau adalah Umar bin Khaththab bin Nufail bin Abdul Uzza bin Rabah bin Abdullah Al Qurasyi Al Adawi, berkunyah Abu Hafsh. Beliau lahir 13 tahun setelah tahun gajah. Beliau termasuk orang Quraisy yang mulia, sehingga pada masa jahiliyyah dipercaya sebagai utusan dalam berbagai misi perdamaian. Beliau adalah sosok yang kokoh dan pemberani dalam mewujudkan tekadnya. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pun berdoa [yang artinya], "Ya Allah, muliakanlah Islam dengan orang yang Engkau cintai; Umar bin Al Khaththab atau Abu Jahl bin Hisyam." Maka Umar lah yang Allah cintai. Doa Sang Nabi pun terkabul, Abdullah bin Mas'ud mempersaksikan, "Kami senantiasa dalam kemuliaan semenjak keislaman Umar bin Khaththab." Beliau adalah orang yang banyak memiliki keutamaan. Banyak buah pikirannya yang kemudian dibenarkan oleh wahyu, seperti mengenai tawanan perang badar, hijab, pengharaman khamr, maqam Ibrahim dan yang lainnya. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pun bersabda [yang artinya], "Sesungguhnya Allah menjadikan kebenaran pada lisan dan qalbu Umar."
 
Dalam hadits lain beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam juga bersabda [yang artinya],
 
"Dahulu pada umat sebelum kalian ada orang-orang yang diberikan ilham. Apabila pada umat ini ada satu orang saja, tentu Umar bin Al Khaththab."
 
Para ahli sejarah meriwayatkan kisah masuknya Umar bin Al Khaththab dari cerita beliau sendiri. Beliau berkisah, "Suatu hari aku pergi mencari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Aku mendapati beliau telah mendahuluiku di Masjidil Haram. Aku pun berdiri tepat di belakang beliau. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mulai membaca surat Al Haqqah sehingga aku sangat terkagum-kagum dengan pengaruh Al Qur'an. Aku pun mengatakan, 'Demi Allah ini adalah sihir sebagaimana yang dikatakan orang-orang Quraisy.' Ketika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam membaca ayat [yang artinya], 'Sesungguhnya ucapan ini adalah benar-benar wahyu [Allah yang diturunkan kepada] Rasul yang mulia, dan bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kalian beriman kepadanya.' [Q.S Al Haqqah; 40-41]. Aku pun mengatakan, 'Kalau bukan, berarti ini adalah perkataan dukun.' Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam membaca ayat-Nya [yang artinya], 'Dan bukan pula perkataan dukun, sedikit sekali kalian mengambil pelajaran daripadanya.' [Q.S Al Haqqah; 42]. Sampai beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menyelesaikan surat tersebut. Maka saat itulah Islam benar-benar menancap dalam hatiku."
 
 
 
 
Umar bin Khaththab masuk Islam setelah 40 orang laki-laki dan 11 orang wanita. Beliau benar-benar bersungguh-sungguh dalam mewujudkan keislamannya. Beliau senantiasa berada di sisi Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menggembleng dan menempa keimanan serta ketaqwaan untuk menggapai berbagai keutamaan. Beliau termasuk orang yang pertama berhijrah, ikut seta dalam perang Badr, Bai'atur Ridhwan [sumpah setia mempertaruhkan jiwa raga untuk menuntut darah Ustman bin Affan Radhiyallahu 'Anhu yang diisukan terbunuh, demi kemuliaan Islam], dan seluruh peperangan yang dilakukan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Pun demikian, beliau adalah orang yang sangat tawadhu' dan tidak pernah merasa bangga terhadap amalan-amalannya. Beliau pernah mengatakan, "Aku tidak pernah mengungguli Abu Bakar dalam satu kebaikan. Sungguh aku berharap, aku hanyalah sehelai rambuk di dada Abu Bakar."

 
Demikianlah, Umar senantiasa merasa khawatir terhadap amalannya meskipun telah banyak memberikan sumbangsih terhadap kaum muslimin. Sampai-sampai beliau bertanya kepada Hudzaifah Radhiyallahu 'Anhu -satu-satunya shahabat yang Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam beritahu siapa saja orang-orang munafik di kala itu- apakah dirinya termasuk  dalam daftar tersebut. Hudzaifah Radhiyallahu 'Anhu pun menjawab, "Tidak, dan aku tidak akan menjawab pertanyaan ini setelah engkau selama-lamanya." Masya Allah..
 
Beliau ditunjuk sebagai khalifah menggantikan khalifah sebelumnya, Abu Bakar Radhiyallahu 'Anhu, pada tahun 13 H. Beliau menundukan diri beliau seperti keumuman kaum muslimin, sederhana dan selalu bersahaja. Beliau mengemban amanah kekhalifahan ini dengan sebaik baiknya, adil, dan bijaksana. Khalifatur Rasyid Umar bin Khaththab Radhiyallahu 'Anhu sangat memerhatikan kesejahteraan rakyatnya. Beliaulah khalifah pertama yang membuat dan menetapkan daftar gaji para tentara untuk kemakmuran mereka. Dalam masa kekhalifahan beliau selama 10 tahun, 6 bulan lebih 4 atau 5 hari, Islam banyak menaklukan daerah dalam misi penyebaran dakwah. Sehingga, rahmat dan kasih sayang Islam merata ke penjuru negri Syam, Irak, dan Mesir.
 
Menurut sebagian riwayat, beliau meninggal pada umur yang ke-63 sebagaimana Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan Abu Bakar Radhiyallahu 'Anhu. Beliau meninggal sebagai syahid karena ditikam saat mengimani shalat shubuh oleh Abu Lu'luah Al Majusi budak Mughirah bin Syubah Radhiyallahu 'Anhu. 'Amr bin Maimun mengisahkan tragedi musibah besar terbunuhnya Umar Radhiyallahu 'Anhu, tidak ada yang menghalangiku untuk shalat pada shaf awal kecuali karena segan terhadap beliau. Beliau adalah orang yang sangat berwibawa. Ketika itu aku berada pada shaf kedua. Tiba-tiba Abu Lu'luah menikam beliau beberapa kali." Disebutkan bahwa 13 orang menjadi korban pembunuhan tersebut yang kemudian dia bunuh diri dengan menikamkan pisaunya sendiri. Abdurahman bin 'Auf Radhiyallahu 'Anhu lalu maju mengimami shalat menggantikan Umar dengan membaca surat pendek.
 
 
 
Umar bin Khaththab Radhiyallahu 'Anhu menuliskan dalam cincinnya, "Cukuplan kematian sebagai naihat wahai Umar." Beliau berpulang menghadap Rabb-nya setelah melaksanakan kekhalifahan dengan sebaik-baiknya. Semua shahabat memuji beliau.
 
Menjelang Umar bin Khaththab Radhiyallahu 'Anhu wafat, 'Ali bin Abi Thalib Rahdiyallahu 'Anhu mengatakan, "Engkau tidak meninggalkan seorang pun yang lebih aku inginkan amalanya sebagai bekal menghadap Allah sebagaimana amalanmu. Demi Allah, aku yakin Allah akan mengumpulkanmu bersama dua shahabatmu [Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan Abu Bakar Radhiyallahu 'Anhu]. Betapa sering aku mendengar Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Aku pergi bersama Abu Bakar dan Umar," "Aku masuk bersama Abu Bakar dan Umar," "Aku keluar bersama Abu Bakar dan Umar.'" Bahkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sendiri telah menegaskan tentang keutamaan Umar dalam sabda beliau [yang artinya],
 
"Seandainya setelahku ada Nabi, tentu ia adalah Umar."
 
Umar bin Khaththab Radhiyallahu 'Anhu dimakamkan di dekat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan Abu Bakar Radhilayallahu 'Anhu setelah beliau meminta izin kepada Ummul Mukminin 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha. Semoga Allah meridhai beliau.
 
Keutamaan beliau sangatlah banyak, lembaran-lembaran ini tidak akan cukup untuk menyebutkannya. Tetapi yang sedikit ini, semoga bisa menumbuhkan cinta kita kepada beliau. Dengan cinta ini kita harapkan Allah akan mengumpulkan kita bersama beliau. Imam Al Bukhari meriwayatkan dalam Shahih beliau dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'Anhu, beliau mengatakan, "Ada seseorang yang bertanya kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tentang hari kiamat. Ia mengatakan, 'Kapankah terjadinya hari kiamat?' Beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam balik bertanya, 'Apa yang engkau persiapkan untuk menyambutnya?' Ia menjawab, 'Tidak ada, hanya saja aku cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.' Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda [yang artinya], 'Engkau bersama siapa yang engkau cintai.' Anas Radhiyallahu 'Anhu mengatakan, "Maka tidak ada yang lebih membahagiaan kami dari pada sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam [yang artinya], 'Engkau bersama siapa yang engkau cintai.' Maka aku cinta Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, Abu Bakar, dan Umar. Aku berharap dibangkitkan bersama mereka karena kecintaanku kepada mereka ini, walaupun aku tidak mampu beramal sebagaimana amalan mereka."
 
Sebagai penutup tulisan ringkas ini kita katakan: kita cinta pun mencintai Allah, kita mencintai Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, kita mencintai Abu Bakar, Umar dan seluruh shahabat yang mulia. Semoga dengan kecintaan ini, kita dikumpulkan bersama mereka, walaupun kita tidak mempu beramal seperti amalan mereka. Aamiin. Allau a'lam. [farhan]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar